Soloraya
Jumat, 19 April 2024 - 16:11 WIB

Suplai Bukber di Masjid Syeikh Zayed Solo Rp960 Juta, 2 Katering Belum Dibayar

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kuasa hukum pengusaha katering yang menjadi korban penipuan penyediaan menu buka puasa bersama (Bukber) di Masjid Syeikh Zayed Solo, Kalono, saat diwawancara wartawan di Mapolresta Solo, Jumat (19/4/2024) sore. (Solopos.com/Kurniawan)

Solopos.com, SOLO—Informasi terjadinya penipuan yang dilakukan seseorang dalam kegiatan buka puasa bersama di Masjid Syeikh Zayed Solo, beredar di WhatsApp (WA).

Disebutkan, kegiatan buka puasa bersama di masjid itu selama Ramadan 2024 dengan nilai hampir Rp1 miliar, belum dibayar. Pihak yang meminta agar disediakan takjil atau menu berbuka puasa tidak memenuhi kewajiban kepada pihak katering.

Advertisement

Kuasa hukum korban, Kalono, saat diwawancara wartawan di Mapolresta Solo, Jumat (19/4/2024), mengatakan dua pengusaha katering berasal dari Baki dan Tawangsari, Sukoharjo. Sedangkan terduga pelaku penipuan itu berinisial E dari Wonogiri.

“Kami mendampingi para korban melakukan pelaporan tentang penipuan, terkait dengan menu buka puasa yang dikirim ke Masjid Syeikh Zayed. Tapi ini tak ada hubungannya dengan Masjid Syeikh Zayed. Ini para pengusaha katering kena prank,” ujar dia.

Kalono menjelaskan menu buka puasa telah rutin dikirim para korban ke Masjid Syeikh Zayed selama 28 hari Ramadan 2024. Namun, pihak pemesan atau E sama sekali belum membayar biaya, maupun uang muka. Kerugian dua korban mencapai Rp960 juta.

Advertisement

“Pihak yang memesan oknum yang tidak ada kaitannya dengan Masjid Syeikh Zayed. Ada dua katering, dari Baki, dan dari Tawangsari. Total kerugian Rp960 juta dari dua katering. Belum ada pembayaran sama sekali untuk semua menu itu,” urai dia.

Disinggung teknis pemesanan menu bukber, menurut Kalono, dilakukan pelaku dengan beberapa kali bertemu dengan korban. Pertemuan itu dilakukan di Solo. Korban percaya dengan pelaku karena sering di Masjid Syeikh Zayed. Pelaku dikira orang masjid.

“Ada beberapa kali pertemuan, di wilayah Solo. Waktu itu dia mengatakan pokoknya pesan begitu saja. Karena sering main di Masjid Syeikh Zayed. Jadi dikiranya benar-benar orang masjid. Pemesan tersebut berinisial E, bukan staf dari masjid,” terang dia.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif