Solopos.com, BOYOLALI — Kemarau panjang yang menurut perkiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bakal berlangsung sampai awal 2024 mendatang telah berdampak pada kekeringan dan krisis air bersih di sejumlah wilayah Kabupaten Boyolali.
Data terbaru dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Boyolali meluas dari peta rawan kekeringan sebanyak enam kecamatan menjadi delapan kecamatan. Enam kecamatan yang sebelumnya masuk peta rawan kekeringan yakni Juwangi, Wonosegoro, Wonosamodro, Kemusu, Musuk, dan Tamansari.
Promosi Bukan Mission Impossible, Garuda!
Total jumlah warga terdampak kekeringan di enam kecamatan itu diperkirakan mencapai 127.000 jiwa. Sedangkan dua kecamatan di luar peta rawan kekeringan tapi juga terdampak krisis air bersih pada musim kemarau ini yakni Selo dan Cepogo.
Jika dilihat dari peta, sebaran daerah terdampak kekeringan dan krisis air bersih di Boyolali terbagi di wilayah ujung utara dan barat daya. Berikut data daerah rawan maupun sudah terdampak kekeringan di Boyolali hingga awal September 2023: