Soloraya
Jumat, 26 April 2024 - 15:43 WIB

Bertemu Bupati, Warga Gantiwarno Klaten Ceritakan Peristiwa Gempa 18 Tahun Lalu

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Simulasi penanganan bencana gempa bumi digelar di Desa Gesikan, Kecamatan Gantiwarno, Klaten, Jumat (26/4/2024). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN – Peringatan hari kesiapsiagan bencana (HKB) di Klaten yang diisi dengan kegiatan simulai penanganan bencana gempa bumi dipusatkan di Desa Gesikan, Kecamatan Gantiwarno, Jumat (26/4/2024).

Hal itu tak lepas dari fakta bahwa Gantiwarno masuk dalam wilayah sesar atau patahan gempa di Klaten dan pada gempa bumi dahsyat di Jogja dan Klaten 2006 lalu, Gantiwarno menjadi salah satu yang terdampak cukup parah.

Advertisement

Bupati Klaten, Sri Mulyani, menyampaikan peringatan HKB di Gesikan diikuti hampir 1.000 peserta. Selain simulasi, kegiatan pagi hingga siang itu juga dilakukan mulai dari pemukulan kentungan hingga membacakan pernyataan kesiapsiagaan terhadap ancaman bencana.

“Kenapa kami memilih di sini [Gesikan]? Karena kami ingin mengingat kembali sejarah 18 tahun lalu tepatnya pada 27 Mei 2006. Saat itu terjadi gempa bumi yang dahsyat,” ungkap Mulyani saat ditemui wartawan seusai kegiatan.

Advertisement

“Kenapa kami memilih di sini [Gesikan]? Karena kami ingin mengingat kembali sejarah 18 tahun lalu tepatnya pada 27 Mei 2006. Saat itu terjadi gempa bumi yang dahsyat,” ungkap Mulyani saat ditemui wartawan seusai kegiatan.

Pada kesempatan itu, Mulyani berbincang dengan sejumlah warga setempat. Beberapa warga menyampaikan cerita mereka terkait peristiwa gempa bumi yang terjadi 18 tahun silam.

Ada yang mengisahkan rumahnya hancur diguncang gempa, ada pula yang bercerita seluruh keluarganya selamat dari dampak gempa bumi. Pada kesempatan itu, Mulyani mengingatkan warga untuk tetap melakukan kesiapsiagaan guna mengurangi risiko dan dampak ketika bencana terjadi.

Advertisement

Simulasi kesiapsiagaan dan penanganan bencana gempa bumi digelar Lapangan Gesikan, Kecamatan Gantiwarno, Jumat (26/4/2024) pagi. Simulasi melibatkan siswa SD, SMP, serta SLB setempat. Selain itu, kegiatan melibatkan sukarelawan dari berbagai komunitas.

Pagi itu para siswa menyimulasikan cara mereka mengevakuasi mandiri ketika terjadi gempa. Tim evakuasi juga menyimulasikan proses pencarian hingga mempraktikkan proses evakuasi korban.

Penanganan Terpadu

Tak hanya itu, dalam simulasi juga dipraktikkan trauma healing dan kesigapan para sukarelawan mendirikan tenda untuk pengungsian.

Advertisement

Kepala Pelaksana BPBD Klaten, Syahruna, mengatakan simulasi yang dilakukan berupa penanganan terpadu. Seluruh klaster penanganan bencana juga diaktifkan pada simulasi tersebut. “Baik itu klaster dapur umum, kesehatan, maupun pencarian,” jelas Syahruna saat ditemui wartawan di sela simulasi.

Syahruna menjelaskan simulasi menjadi bagian kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana yang bisa terjadi sewaktu-waktu. Beberapa daerah di Klaten berada di wilayah sesar gempa di antaranya Gantiwarno, Wedi, serta Prambanan.

Pada gempa bumi 2006, wilayah Gantiwarno menjadi salah satu daerah terdampak. “Kegiatan ini sekaligus mengevaluasi sekolah aman bencana yang sebelumnya sudah kami latih,” ungkap dia.

Advertisement

Syahruna menjelaskan tak hanya di Gesikan, latihan serta simulasi juga akan digelar di wilayah lain. Simulasi di berbagai wilayah itu menyesuaikan ancaman bencana di masing-masing wilayah, salah satunya banjir.

“Tak hanya di sini, nanti di semua wilayah. Ke depan lebih ke latihan-latihan dan simulasi biar semua siap ketika sewaktu-waktu terjadi bencana,” jelas dia.

Kepala SLB BC Bhakti Putera Bahagia, Gesikan, Gantiwarno, Klaten, Yudha Tri Prasetya, menjelaskan ada 43 siswa yang ikut simulasi. Selama ini, mereka juga terus dilatih terkait kesiapsiagaan mereka terhadap ancaman bencana. Beberapa siswa kondisinya tunagrahita serta tunarungu.

“Sebenarnya tidak ada di kurikulum, tetapi setiap semester kami masukkan pembelajaran terkait itu. Kami sesuaikan dengan kondisi anak-anak. Kalau bisa mandiri, diusahakan dilatih agar mereka bisa melakukan evakuasi mandiri,” jelas Yudha.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif